Entri Populer

Selasa, 14 Agustus 2012

sosok Khalid bin walid

Khalid bin Walid adalah sahabat Rasulullah saw ini masuk Islam pada tahun kedelapan hijriyah.

Para sejarawan mencatat, dia tidak pernah kalah dalam satu peperanganpun baik pada saat jahiliyah atau setelah masuk Islam, dia berkata tentang dirinya: "Sungguh dengan tanganku ini telah terpotong sembilan pedang pada saat peperangan Mu’tah sehingga tidak tertinggal di tanganku kecuali sebuah pedang yang berasal dari Yaman”.
Hal ini membuktikan tentang keberaniannya yang brilian dan kekuatan besar yang telah dianugrahkan baginya oleh Allah pada jasadnya.

Beliau adalah komando pasukan kaum muslimin pada perang yang masyhur yaitu perang Yamamah dan Yarmuk, dan beliau telah melintasi perbatasan negeri Iraq menuju ke Syam dalam lima malam bersama para tentara yang mengikutinya. Inilah salah satu keajaiban komandan perang ini. Nabi saw telah menggelarinya dengan sebutan pedang Allah yang terhunus, dan beliau memberitahkan bahwa dia adalah salah satu pedang Allah terhadap orang-orang musyrik dan kaum munafiq.

Khalid bin Walid bin Al-Mugiroh Al-Qurosy Al-Makhzumy Al-Makky, anak saudari ummul mukminin Maimunah binti Al-Harits ra, dia seorang lelaki yang kekar, berpundak lebar, bertubuh kuat, sangat menyerupai Umar bin Al-Khattab ra. Sahabat yang memilki sikap kepahlawanan besar yang mencerminkan dirinya sebagai seorang pemberani dalam membela agama ini.

Diantara cerita tentang kepahlawanan beliau adalah terjadi pada perang Mu’tah, pada tahun ke delapan hijriyah, pada tahun dia memeluk Islam.
"Jumlah tentara kaum muslimin pada saat itu sekitar tiga ribu personil sementara bangsa Romawi memilki dua ratus ribu personil, melihat tidak adanya keseimbangan jumlah tentara kaum muslimin di banding musuh mereka, terkuaklah sikap kesatria dan kepahlawanan kaum muslimin pada peperangan ini.
Nabi saw telah memerintahkan agar pasukan dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, dan jika dia terbunuh maka kepeminpinan berpindah kepada Ja’far bin Abi Thalib, dan jika terbunuh maka kepeminpinan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah. Semua pemimpin di atas mati syahid pada peperangan ini.
Bendera diambil alih oleh Tsabit bin Aqrom, dan dia berkata kepada kaum muslimin : Pilihlah seorang lelaki sebagai peminpin kalian, maka mereka memilih Khalid bin Walid, maka pada peristiwa inilah tanpak jelas keberanian dan kejeniusannya.
Dia kembali mengatur para pasukan, merubah strategi dengan menjadikan pasukan sayap kanan berpindah ke sayap kiri dan sebaliknya pasukan sayap kiri berpindah ke sebelah kanan, kemudian sebagian pasukan diposisikan agak mundur, setelah beberapa saat pasukan yang agak mundur ini datang menyerang laksana pasukan batuan yang baru datang, hal ini guna melemahkan semangat berperang musuh dan kesatuan tentara kaum muslimin terlihat menjadi besar atas pasukan kaum Romawi sehingga menyebabkan mereka mundur dan semangat mereka melemah."

Dia telah memperlihatkan berbagai macam bentuk keberanian dan kepahlawanan yang tidak bisa tandingi. Selain itu, dengan keahliannya dan kecerdasannya dia mulai mengarahkan pasukan kaum muslimin untuk mundur secara teratur, dan cukuplah dengan pukulan yang seperti itu, beliau melihat agar pasukan kaum muslimin tidak terserang pada sebuah peperangan yang tidak sebanding. Dan Nabi Muhammad Saw menyebut hal itu sebagai kemenangan dan beliau bersabda pada saat itu menyebut ketiga komandan yang gugur syahid kemudian bendera diambil oleh salah satu pedang Allah sehingga Allah memberikan kemenangan bagi kaum muslimin atas musuhnya.


Khalid juga ikut serta dalam peperangan melawan kaum yang murtad, beliau juga ikut berperang menuju Iraq, dan para ulama berbeda pendapat tentang sebab dipecatnya Khalid sebagai komando perang di Syam, dan semoga yang benar adalah apa yang dikatkaan oleh Umar bin Khattab ra: Tidak, aku akan memecat Khalid sehingga masyarakat mengetahui bahwa sesungguhnya Allah membela agamanya tidak dengan Khalid.
Di antara ungkapannya yang agung adalah "tidaklah sebuah malam di mana aku bersama seorang pengantin yang aku cintai, lebih aku sukai sebuah malam yang dingin lagi bersalju dalam sebuah pasukan kaum muhajirin guna menyerang musuh."

Dia pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Persia yang mengatakan: Sungguh aku telah telah datang kepada kalian dengan pasukan yang lebih mencintai kematian sebagaimana orang-orang Persia menyenangi minum khamar. Qais bin Hazim berkata:Aku telah mendengar Khalid berkata: Berjihad telah menghalangiku mempelajari Al-Qur’anul Karim. Abu Zannad berkata: Pada Saat Khalid akan meninggal dunia, dia menangis dan berkata: Aku telah mengikuti perang ini dan perang ini bersama pasukan, dan tidak ada satu jengaklpun dari bagian tubuhku kecuali padanya terdapat bekas pukulan pedang atau lemparan panah atau tikaman tombak dan sekarang aku mati di atas ranjangku terjelembab sebagaimana matinya seekor unta. Janganlah mata ini terpejam seperti mata para pengecut.
Khalid bin Walid, dipecat dari komadan perang oleh Umar bin Khattab karena perilaku terhadap harta rampasan perang, tetapi sejarah mencatat, daerah yang tidak bisa dimasuki oleh Islam, komandan perang diberikan kepada Khalid bin Walid. Sejarah juga mencatat, warisan Khalid bin Walid diberikan kepada Umar bin Khattab.

Sungguh Khalid mengharapkan mati syahid dan semoga Allah menyampaikannya pada derajat yang dicita-citakannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar