Entri Populer

Senin, 17 September 2012

RENUNGAN DIBALIK BELUM TERKABULNYA DOA

RENUNGAN DIBALIK BELUM TERKABULNYA DOA

Seorang teman bertanya kepada saya,
Dimana keadilan Allah ?, ujarnya
"Telah lama aku memohon dan meminta kepada-Nya satu hal saja. kuiringi semua itudengan segala ketaatan kepada-Nya. Kujahui
segala larangannya, kutegakkan yg wajib, kutekuni yg sunah, kutebarkan shodaqoh, aku berdiri diwaktu malam, aku bersujud dikala dhuha, aku baca kalam-Nya, dan a
ku upay
akan sepenuh kemampuanku untuk mengikuti jejak Rasul-Nya. Tapi, hingga kini Allah belum mewujudkan harapanku itu sama sekali."

saya menatapnya iba, lalu tertunduk sedih.

"Padahal" lanjutnya sambil kini berkaca-kaca "Ada teman lain yg aku tahu ibadahnya berantakan, wajibnya tak utuh, sunnahnya tak tersentuh, akhlaqnya kacau, dan otaknya kotor. Tapi begitu dia berkata menginginkan sesuatu, hari berikutnya segalanya telah tersaji. semua yg dia minta dia dapatkan. Dimana keadilan Allah ?"

Rasanya saya punya banyak kata2 untuk menghakiminya. saya bisa saja mengatakan "kamu sombong, kamu banga diri dengan ibadahmu, kamu menganggap hina orang lain. Kamu tertipu oleh kebaikanmu sebagaimana iblis telah terlena, jangan heran kalau doamu tidak diijabah. kesombonganmu telah menghapus semua kebaikanmu. Nilai dirimu hanya anai2 beterbangan. mungkin kawan yg kau rendahkan jauh lebih tinggi kedudukannya disisi Allah karena dia merahasiakan amal shalihnya."

saya bisa mengucapkan itu semua atau banyak kalimat kebenaran lainnya. Tapi sy sadar, ini ujian dalam dekapan ukhuwah. maka sy memilih sudut pandang lain yg sy harap lebih bermakna baginya daripada sekedar terinsyafkan tapi sekaligus terluka, luka akan bertahan jauh lebih lama daripada kesadarannya.

Maka sy katakan padanya,

"Pernahkah engkau didatangi pengamen ?"
"iya pernah" wajahnya serius, matany menatap sy lekat2

"Bayangkan jika pengamennya adalah seorang yg berpenampilan seram, bertato, bertindik, dan wajahnya garang mengerikan. nyanyiannya lebih mirip teriakan yg memekakkan telinga. suaranya kacau balau, purau, sumbang & cemprang. Lagunya malah menyakiti ulu hati, sama sekali tak dapat dinikmati. kira-kira apa yg anda lakukan ??"

"segera kuberi uang, agar berhanti menyanyi dan cepat2 pergi." jawabnya

"Lalu bagaimana jika pengamen itu bersuara emas,, mirip sempurna dgn pasha ungu, aril peterpen, atau Roma irama yg kau suka, menyanyi dgn sopan, penampilannya rapi lagi wangi. kira-kira apa yg kau lakukan??"

"Kudengarkan kunikmati hingga akhir lagu" dia menjawab sambil memejamkan mata mungkin membayangkan suara merdu yg disukainya "Lalu kuminta dia menyanyikan lagu yg lain lagi, tambah lagi dan lagi.

saya tersenyum dan dia juga tersenyum

"kau mengerti kan...?" Tanya saya.
"Bisa saja Allah berlaku seperti itu kpd kita para hamba-Nya. JIka ada manusia yg fasik, keji, mungkar, banyak dosa dan dibenci-Nya berdoa dan memohon kepada-Nya, mungkin Allah akan berfirman kpd Malaikat, "cepat berikan apa yg dia minta, Aku muak mendengar ocehannya, Aku benci menyimak suaranya,, dan Aku risih mendengar pintanya"

"Tapi...., sy melanjutkan kembali sambil memastikan dia mencerna setiap kata.

"Bila yg menadahkan tangan adalah hamba yg dicintai-Nya, yg giat beribadah, yg rajin bersedekah, yg menyempurnakan wajib dan menegakkan yg sunnah, maka mungkin saja Allah berfirman kpd Malaikat2-Nya

"Tunggu... TUnggu dulu apa yg menjadi hajatnya. Sungguh Aku bahagia bila diminta. Dan biarlah hamba-Ku ini terus meminta, terus berdoa. terus menghiba, Aku menyukai doa2-Nya, Aku menyukai kata2 dan isya' tangisnya, Aku menyukai khusyuk dan tunduknya, Aku menyukai puja dan puji yg dilantunkannya. Aku tak ingin dia menjauh dari-Ku setelah mendapat apa yg dia minta, Aku mencintai-Nya"'

"Oh ya..?" Matanya berbinar "Betul demikiankah yg terjadi padaku ...?"

"Hem....., pastinya aku tak tahu" jawab saya sanbil tersenyum

dia terkejut, segera saya sambung sambil menepuk pundaknya "aku hanya ingin kau berbaik sangka kpd Allah, karena sesungguhnya ketetapan Allah itu tergantung perasaan seorang hamba kepada-Nya" (Hadits Qudsi)

Dan dia tersenyam Alhamdulillah...





Sumber : tigasaudara. FB 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar