-----<( C I N G K R I K G O N I N G )>-----
Apa itu cingkrik ?
Apa itu cingkrik ? mungkin ada sudah mengetahuinya dan ada juga yang belum. Cingkrik adalah salah satu olah raga beladiri atau disini lebih tepatnya salah satu aliran pencak silat yang ada di Betawi (sekarang DKI Jakarta). Cingkrik diambil dari bahasa Betawi ‘jingkrik’ (bentuk tunggal), ‘jejingkrikan’ (bentuk jamak) dan ’jingkrak-jingkrik’ (bentuk berulang).
Jingkrik yang dalam bahasa Indonesianya artinya meloncat (tunggal; berloncatan, berulang; meloncat-loncat, jamak; berloncatan), Suwarno Ayub1 sendiri (posmetro, 21 maret 2004) menjelaskan “Cingkrik itu artinya meloncat-loncat yang gesit”. Meloncat inilah yang menjadi ciri khas dalam cingkrik itu sendiri. Selain dari gerakan yang luwes, lincah serta cepat dan tepat dalam teknik serang. Pencak silat cingkrik di Jakarta sendiri terbagi atas 2 aliran utama yakni aliran Cingkrik Sinan, aliran Cingkrik Goning2.
Cingkrik Goning
Cingkrik Goning merupakan salah satu cingkrik yang dikembangkan oleh engkong Goning atau ki Goning. Engkong Goning (ki Goning) sendiri memiliki nama asli Ainin Bin Urim (1895-1975), beliau merupakan seorang pejuang Kedoya (bukan kemanggisan). Kata Goning berasal dari Go dan ning, ‘go’ itu sendiri berasal dari panggilan teman sebaya Ainin sewaktu meledeknya. Sedangkan kata ‘ning’ berasal dari penggalan nama panggilan Ainin (biasa dipanggil ‘nin’) yang mendapat tambahan huruf ‘g’ dibelakang ‘nin’.
Ciri umum dari cingkrik adalah bantingan seperti yang dituturkan Nizam (salah satu murid Cingkrik Goning) “menurut orang tua dulu kalau cingkrik yang asli itu banyak ngebanting / jatuhannya”, demikian pula dengan cingkrik goning jika dihitung-hitung baik dari jurus dan isi jurus ada 80 tehnik bantingan. Ciri khas aliran cingkrik goning adalah cepat, tepat selain penggunaan kaki sebagai pamungkas. Cepat dan tepat disini berarti cepat dalam menyerang / serangan balik dan tepat dalam sasaran / lawan, “sehingga tidak ada hitungan 1.., 2.., 3.., tetapi 1….brakk lawan sudah jatuh atau dapat dikuasai” ujar Tb. Bambang (Koran Tempo, 7 Oktober 2006). Penggunaan kaki sebagai pamungkas diutarakan Nizam “Tangan digunakan untuk meladeni serangan lawan, begitu lawan jatuh diselesaikan dengan tendangan kaki”.
Sejarah Cingkrik Goning
Setiap sejarah Cingkrik menyebutkan nama si Pitung sebagai pemilik cingkrik, sehingga cingkrik diidentikkan sebagai salah satu ilmu yang dimiliki oleh pitung. Demikian pula dalam sejarah Cingkrik Goning, dimana disebutkan beliau (pitung) sebagai salah pewaris ilmu silat yang berasal dari gurunya. Seorang Haji yang konon berasal dari Menes, daerah Banten yang tinggal di Rawa Belong yang bernama Haji Naipin (Haji Nai’pin)
Sehingga dalam hal ini si pitung diposisikan sebagai pewaris dan penyebar ilmu cingkrik di tanah betawi. Engkong Goning (ki Goning) (1895-1975) sendiri disebutkan sebagai pemilik aliran cingkrik dari dua aliran cingkrik yang ada di betawi. Satunya lagi adalah Cingkrik Sinan yang di miliki oleh Engkong Sinan.
Tidak ada sumber atau nara sumber yang menjelaskan kepada siapa ? atau dimana Engkong Goning (ki Goning) belajar Cingkrik ? Menurut anak-anak ki Goning yang lebih mengetahui lebih jelas adalah putra beliau yang bernama Hasan ‘jago’3 (berprofesi sebagai mandor) akan tetapi ia telah meninggal dunia. Sedangkan menurut Haji Husein (putra beliau yang lain) disebutkan bahwa beliau sering pergi ke daerah Marunda (Cilincing, Tanjung Priok) dan pulang ke Rawa Belong dari marunda setelah 2 atau 3, 4 hari lamanya. Tidak dijelaskan keperluan ki Goning pergi ke daerah marunda, mengingat daerah marunda adalah daerah dimana si Pitung pernah berjaya. Sehingga segala aktifitas yang mencurigakan dapat berakhir di penjara Glodok tanpa perlu alasan jelas. Sehingga tidak jelas apakah ki Goning mendapatkan Cingkrik dari belajar kepada seseorang ataukah menciptakan sendiri setelah melihat perkelahian para jawara atau pendekar silat, mengingat Rawa Belong dulunya merupakan kampungnya para pendekar silat pada masa itu. (posmetro, 21 maret 2003).
Ki Goning sendiri mengajarkan cingkrik ke beberapa tempat diantaranya Daerah Jembatan Dua, Grogol, Pesing, Kebun Jeruk, Kedoya dan Rawa Belong sendiri. Perkembangan selanjutnya ditangani oleh murid-muridnya antar lain Ali (daerah Pesing), Usup Utai (daerah Grogol, Kebun Jeruk dan Rempoa) dan muridnya yang lain. Perkembangan dari ‘muridnya yang lain’ inilah yang konon sampai ke luar negeri4.
Pewaris selanjutnya adalah bapak Usup Utai (1927-1993), seorang murid ki Goning yang tinggal di daerah Grogol, Jakarta Barat. Tongkat pewaris Cingkrik kemudian dilanjutkan oleh salah satu murid dari Usup Utai yakni Tubagus Bambang Sudrajat, yang meneruskan mengajarkan ilmu Cingkrik Goning hingga sekarang.
Jurus-jurus Cingkrik Goning
Seperti yang diketahui Cingkrik Betawi yang ada di Rawa Belong berkembang menjadi 2 aliran:
1. Aliran Cingkrik Sinan, dimana gerakan tangan dalam cingkrik ini pendek-pendek, di dalam Cingkrik ini juga diajarkan stroom semacam ilmu kontak atau tenaga dalam (jurus Ke-13)5. Seorang sepuh pernah menunjukkan sedikit Cingkrik Sinan ditutup pada posisi dikanan badan (kembali ke posisi sikap dengan mengubah badan ke kiri).
2. Aliran Cingkrik Goning, dimana gerakan tangan dalam cingkrik ini terentang atau panjang dengan lebih mengutamakan tehnik gerakan yang cepat, tepat dan menutup jurus pada posisi hadap badan ke kiri (kembali ke posisi sikap dengan mengubah badan ke kanan).
Ada 3 tahapan dalam belajar Cingkrik Goning, tahap pertama adalah belajar jurus dimana murid harus dapat menghapal 12 jurus dengan baik dan benar. Tahap kedua yaitu belajar isi jurus dimaksudkan agar murid dapat memahami isi dari tiap jurus dan hanya bisa menerima serangan serta mematahkan serangan tersebut atau menguasai lawan dan tahap ketiga adalah tehnik ‘jual-beli’ yaitu tehnik memancing serangan lawan / menyerang dan kemudian mematahkan serangan balik dari lawan dan menguasai lawan atau menjatuhkan lawan.
Tipe tahapan belajar lainnya adalah dengan belajar jurus + isi jurus kemudian langsung jual beli. Ada tiga daerah sasaran yang dilakukan yakni atas, tengah dan bawah yang biasa dilakukan oleh cingkrik ini, dengan sekitar 5-12 lebih gerakan silat dalam setiap jurus Cingkrik Goning. Nama gerakan silat yang dipakai dalam Cingkrik Goning adalah : (berdasarkan tangan, kaki, kombinasi keduanya6)
Tangan :
- Singkur - Gedor - Kibas / Tabok
- Tebas / Bacok - Tepuk Lengan - Sikut
- Bandut / Bandul - Totok - Rambet
- Beset
Kaki :
- Gedik - Tendang - Seser
- Sabet kaki - Palang Tiga
Kombinasi Keduanya4 :
- Ayunan - Koset - Cingkrik
- Lok A - Lok B - Potong Ayun
- Suliwa / sliwa - Sapuan - Sepok / slo
- Gunting - Turun Tiga - Putar balik jurus Lima
Banyaknya isi (tujuan atau maksud) gerakan pada tiap jurus berbeda-beda. Mulai dari 2 hingga 19 isi tergantung pada tiap jurus dari ke-12 jurus. Yang diantaranya dimaksudkan menjatuhkan atau membanting, mengunci lawan, membalikkan serangan senjata tajam lawan dan mematah atau menghancurkan anggota tubuh lawan.
Penutup
Demikian uraian saya tentang cingkrik Goning walaupun mungkin sebagian besar masih merupakan pendapat pribadi atau teori yang saya kemukakan ditambah dengan informasi atau keterangan dari nara sumber langsung atau pihak ke-3 (Koran, Tabloid atau sumber lain). Yang semoga tidak merubah makna atau isi yang dimaksud. Saya juga ingin mengucap terima kasih kepada Tb. Bambang Sudarajat (pengajar), sesepuh, Para senior dan kawan-kawan Forum serta kawan yang berlatih . Saya juga mohon dibukakan pintu ma’af bila ada kata atau kalimat dalam tulisan ini yang menyinggung seseorang, perguruan atau organisasi yang ada.
Penulis
Sumber
- Wawancara dengan para sepuh
- Koran Tempo
- PosMetro
- Ringkasan Sejarah Cingkrik karya Lutfi S.
- Ringkasan Sejarah Marunda
Keterangan :
1. Pak Bambang (Tb. Bambang S) pernah bersilaturahmi kepadanya. Salah satu pengajar Cingkrik Tumbal Pitung. Ketua Umum FORKABI.
2. Wawancara Pak Bambang dengan Usup Utai. Hasil silaturahmi Pak Bambang dengan beberapa perguruan silat cingkrik betawi.
3. Sebutan beliau karena ilmu silat yang pelajari dari ayahnya. Sangat disayangkan karena telah wafat jauh sebelum tulisan dibuat.
4. Saat ini masih dalam konfirmasi kedua pihak tentang kebenarannya khususnya nasabnya.
5. Menurut seorang sepuh (namanya sengaja saya tidak disebutkan) “jurus ke-13” ini tidak wajib atau seutama 12 jurus sebelumnya. Menurut saya seperti olahan tenaga atau semacam itu, sehingga tidak semua murid belajar tergantung dari guru yang memberikan.
6. Gerakan berdasarkan anggota tubuh yang bergerak seperti tangan, kaki atau bersamaan / berurutan, yang dengan atau tanpa disertai dengan perpindahan posisi tubuh (badan) baik secara vertikal atau horizontal.
Apa itu cingkrik ?
Apa itu cingkrik ? mungkin ada sudah mengetahuinya dan ada juga yang belum. Cingkrik adalah salah satu olah raga beladiri atau disini lebih tepatnya salah satu aliran pencak silat yang ada di Betawi (sekarang DKI Jakarta). Cingkrik diambil dari bahasa Betawi ‘jingkrik’ (bentuk tunggal), ‘jejingkrikan’ (bentuk jamak) dan ’jingkrak-jingkrik’ (bentuk berulang).
Jingkrik yang dalam bahasa Indonesianya artinya meloncat (tunggal; berloncatan, berulang; meloncat-loncat, jamak; berloncatan), Suwarno Ayub1 sendiri (posmetro, 21 maret 2004) menjelaskan “Cingkrik itu artinya meloncat-loncat yang gesit”. Meloncat inilah yang menjadi ciri khas dalam cingkrik itu sendiri. Selain dari gerakan yang luwes, lincah serta cepat dan tepat dalam teknik serang. Pencak silat cingkrik di Jakarta sendiri terbagi atas 2 aliran utama yakni aliran Cingkrik Sinan, aliran Cingkrik Goning2.
Cingkrik Goning
Cingkrik Goning merupakan salah satu cingkrik yang dikembangkan oleh engkong Goning atau ki Goning. Engkong Goning (ki Goning) sendiri memiliki nama asli Ainin Bin Urim (1895-1975), beliau merupakan seorang pejuang Kedoya (bukan kemanggisan). Kata Goning berasal dari Go dan ning, ‘go’ itu sendiri berasal dari panggilan teman sebaya Ainin sewaktu meledeknya. Sedangkan kata ‘ning’ berasal dari penggalan nama panggilan Ainin (biasa dipanggil ‘nin’) yang mendapat tambahan huruf ‘g’ dibelakang ‘nin’.
Ciri umum dari cingkrik adalah bantingan seperti yang dituturkan Nizam (salah satu murid Cingkrik Goning) “menurut orang tua dulu kalau cingkrik yang asli itu banyak ngebanting / jatuhannya”, demikian pula dengan cingkrik goning jika dihitung-hitung baik dari jurus dan isi jurus ada 80 tehnik bantingan. Ciri khas aliran cingkrik goning adalah cepat, tepat selain penggunaan kaki sebagai pamungkas. Cepat dan tepat disini berarti cepat dalam menyerang / serangan balik dan tepat dalam sasaran / lawan, “sehingga tidak ada hitungan 1.., 2.., 3.., tetapi 1….brakk lawan sudah jatuh atau dapat dikuasai” ujar Tb. Bambang (Koran Tempo, 7 Oktober 2006). Penggunaan kaki sebagai pamungkas diutarakan Nizam “Tangan digunakan untuk meladeni serangan lawan, begitu lawan jatuh diselesaikan dengan tendangan kaki”.
Sejarah Cingkrik Goning
Setiap sejarah Cingkrik menyebutkan nama si Pitung sebagai pemilik cingkrik, sehingga cingkrik diidentikkan sebagai salah satu ilmu yang dimiliki oleh pitung. Demikian pula dalam sejarah Cingkrik Goning, dimana disebutkan beliau (pitung) sebagai salah pewaris ilmu silat yang berasal dari gurunya. Seorang Haji yang konon berasal dari Menes, daerah Banten yang tinggal di Rawa Belong yang bernama Haji Naipin (Haji Nai’pin)
Sehingga dalam hal ini si pitung diposisikan sebagai pewaris dan penyebar ilmu cingkrik di tanah betawi. Engkong Goning (ki Goning) (1895-1975) sendiri disebutkan sebagai pemilik aliran cingkrik dari dua aliran cingkrik yang ada di betawi. Satunya lagi adalah Cingkrik Sinan yang di miliki oleh Engkong Sinan.
Tidak ada sumber atau nara sumber yang menjelaskan kepada siapa ? atau dimana Engkong Goning (ki Goning) belajar Cingkrik ? Menurut anak-anak ki Goning yang lebih mengetahui lebih jelas adalah putra beliau yang bernama Hasan ‘jago’3 (berprofesi sebagai mandor) akan tetapi ia telah meninggal dunia. Sedangkan menurut Haji Husein (putra beliau yang lain) disebutkan bahwa beliau sering pergi ke daerah Marunda (Cilincing, Tanjung Priok) dan pulang ke Rawa Belong dari marunda setelah 2 atau 3, 4 hari lamanya. Tidak dijelaskan keperluan ki Goning pergi ke daerah marunda, mengingat daerah marunda adalah daerah dimana si Pitung pernah berjaya. Sehingga segala aktifitas yang mencurigakan dapat berakhir di penjara Glodok tanpa perlu alasan jelas. Sehingga tidak jelas apakah ki Goning mendapatkan Cingkrik dari belajar kepada seseorang ataukah menciptakan sendiri setelah melihat perkelahian para jawara atau pendekar silat, mengingat Rawa Belong dulunya merupakan kampungnya para pendekar silat pada masa itu. (posmetro, 21 maret 2003).
Ki Goning sendiri mengajarkan cingkrik ke beberapa tempat diantaranya Daerah Jembatan Dua, Grogol, Pesing, Kebun Jeruk, Kedoya dan Rawa Belong sendiri. Perkembangan selanjutnya ditangani oleh murid-muridnya antar lain Ali (daerah Pesing), Usup Utai (daerah Grogol, Kebun Jeruk dan Rempoa) dan muridnya yang lain. Perkembangan dari ‘muridnya yang lain’ inilah yang konon sampai ke luar negeri4.
Pewaris selanjutnya adalah bapak Usup Utai (1927-1993), seorang murid ki Goning yang tinggal di daerah Grogol, Jakarta Barat. Tongkat pewaris Cingkrik kemudian dilanjutkan oleh salah satu murid dari Usup Utai yakni Tubagus Bambang Sudrajat, yang meneruskan mengajarkan ilmu Cingkrik Goning hingga sekarang.
Jurus-jurus Cingkrik Goning
Seperti yang diketahui Cingkrik Betawi yang ada di Rawa Belong berkembang menjadi 2 aliran:
1. Aliran Cingkrik Sinan, dimana gerakan tangan dalam cingkrik ini pendek-pendek, di dalam Cingkrik ini juga diajarkan stroom semacam ilmu kontak atau tenaga dalam (jurus Ke-13)5. Seorang sepuh pernah menunjukkan sedikit Cingkrik Sinan ditutup pada posisi dikanan badan (kembali ke posisi sikap dengan mengubah badan ke kiri).
2. Aliran Cingkrik Goning, dimana gerakan tangan dalam cingkrik ini terentang atau panjang dengan lebih mengutamakan tehnik gerakan yang cepat, tepat dan menutup jurus pada posisi hadap badan ke kiri (kembali ke posisi sikap dengan mengubah badan ke kanan).
Ada 3 tahapan dalam belajar Cingkrik Goning, tahap pertama adalah belajar jurus dimana murid harus dapat menghapal 12 jurus dengan baik dan benar. Tahap kedua yaitu belajar isi jurus dimaksudkan agar murid dapat memahami isi dari tiap jurus dan hanya bisa menerima serangan serta mematahkan serangan tersebut atau menguasai lawan dan tahap ketiga adalah tehnik ‘jual-beli’ yaitu tehnik memancing serangan lawan / menyerang dan kemudian mematahkan serangan balik dari lawan dan menguasai lawan atau menjatuhkan lawan.
Tipe tahapan belajar lainnya adalah dengan belajar jurus + isi jurus kemudian langsung jual beli. Ada tiga daerah sasaran yang dilakukan yakni atas, tengah dan bawah yang biasa dilakukan oleh cingkrik ini, dengan sekitar 5-12 lebih gerakan silat dalam setiap jurus Cingkrik Goning. Nama gerakan silat yang dipakai dalam Cingkrik Goning adalah : (berdasarkan tangan, kaki, kombinasi keduanya6)
Tangan :
- Singkur - Gedor - Kibas / Tabok
- Tebas / Bacok - Tepuk Lengan - Sikut
- Bandut / Bandul - Totok - Rambet
- Beset
Kaki :
- Gedik - Tendang - Seser
- Sabet kaki - Palang Tiga
Kombinasi Keduanya4 :
- Ayunan - Koset - Cingkrik
- Lok A - Lok B - Potong Ayun
- Suliwa / sliwa - Sapuan - Sepok / slo
- Gunting - Turun Tiga - Putar balik jurus Lima
Banyaknya isi (tujuan atau maksud) gerakan pada tiap jurus berbeda-beda. Mulai dari 2 hingga 19 isi tergantung pada tiap jurus dari ke-12 jurus. Yang diantaranya dimaksudkan menjatuhkan atau membanting, mengunci lawan, membalikkan serangan senjata tajam lawan dan mematah atau menghancurkan anggota tubuh lawan.
Penutup
Demikian uraian saya tentang cingkrik Goning walaupun mungkin sebagian besar masih merupakan pendapat pribadi atau teori yang saya kemukakan ditambah dengan informasi atau keterangan dari nara sumber langsung atau pihak ke-3 (Koran, Tabloid atau sumber lain). Yang semoga tidak merubah makna atau isi yang dimaksud. Saya juga ingin mengucap terima kasih kepada Tb. Bambang Sudarajat (pengajar), sesepuh, Para senior dan kawan-kawan Forum serta kawan yang berlatih . Saya juga mohon dibukakan pintu ma’af bila ada kata atau kalimat dalam tulisan ini yang menyinggung seseorang, perguruan atau organisasi yang ada.
Penulis
Sumber
- Wawancara dengan para sepuh
- Koran Tempo
- PosMetro
- Ringkasan Sejarah Cingkrik karya Lutfi S.
- Ringkasan Sejarah Marunda
Keterangan :
1. Pak Bambang (Tb. Bambang S) pernah bersilaturahmi kepadanya. Salah satu pengajar Cingkrik Tumbal Pitung. Ketua Umum FORKABI.
2. Wawancara Pak Bambang dengan Usup Utai. Hasil silaturahmi Pak Bambang dengan beberapa perguruan silat cingkrik betawi.
3. Sebutan beliau karena ilmu silat yang pelajari dari ayahnya. Sangat disayangkan karena telah wafat jauh sebelum tulisan dibuat.
4. Saat ini masih dalam konfirmasi kedua pihak tentang kebenarannya khususnya nasabnya.
5. Menurut seorang sepuh (namanya sengaja saya tidak disebutkan) “jurus ke-13” ini tidak wajib atau seutama 12 jurus sebelumnya. Menurut saya seperti olahan tenaga atau semacam itu, sehingga tidak semua murid belajar tergantung dari guru yang memberikan.
6. Gerakan berdasarkan anggota tubuh yang bergerak seperti tangan, kaki atau bersamaan / berurutan, yang dengan atau tanpa disertai dengan perpindahan posisi tubuh (badan) baik secara vertikal atau horizontal.
bangajad:
Setahu saya Cingkrik Palu Gada bukan aliran lain dari Cingkrik, itu hanya guyonan anggota Forum yang berlatih Silat Cingkrik Goning di Padepokan Pencak Silat TMII. Maksud kata Palu Gada disini berarti "Apa yang loe minta gue ada", hal ini timbul karena dalam sessi pelatihan selalu ada saja teknik yang muncul dari sang pelatih dalam mengantisipasi serangan yang diberikan oleh para murid. Maklum, murid2 yang berlatih berasal dari berbagai macam beladiri dan selalu ingin mengetahui bagaimana silat Cingkrik Goning menjawab tantangan perkembangan teknik beladiri yang sangat pesat.
CINGKRIK GONING "SILAT DENGAN TEKNIK KUNCIAN YG MENGAGUMKAN"
1. Kata Pengantar
Cingkrik goning? Cingkrik apalagi nih pikirku? Setahu ku cingkrik memang silat dari daerah betawi. Aku mernang pernah belajar sewaktu kuliah di UI namun tidak tamat he he. Namanya Cingkrik abdul hamid. Sewaktu aku bekerja di transtv pun aku pernah meliput cingkrik di daerah rawa belong. Di daerah ini cingkrik cukup dikenal dan berkembang.
2. Sejarah Cingkrik Goning
Setahu ku cingkrik memang maenannya Bang Pitung. Jagoan dari daerah marunda. Konon orang tuanya orang bugis yg menetap di Batavia. Ada yg bilang dia robin hoodnya betawi, ada juga yg bilang pitung itu perampok. Mana yg benar aku tak tahu pasti. Yg pasti pitung mati di tembak belanda di daerah…... Catatannya bisa dilihat di perpustakaan Leiden, Belanda.
Menurut pak bambang cingkrik terbagi dua. Satu, cingkrik goning yang mengandalkan tenaga fisik . Dua, cingkrik sinan yang mengandalkan tenaga dalam/ ada unsur mistiknya. Cingkrik goning memang disebarkan oleh orang yang bernama Kong Goning. Waktu itu Kong Goning sering pergi berbulan-bulan ke daerah tanjung priuk untuk belajar cingkrik. Namun entah siapa gurunya, tak ada yg tahu. Setelah itu Kong Goning mewariskan ilmunya ke kong usup putai.
Nah Pak Bambang sendiri belajar sejak tahun 1966. Kala itu ia berumur 11tahun. Waktu itu Ia melihat tukang bambo dari daerah rempoa belajar silat dengan Kong Usup Putai. Karena setiap hari Pak Bambang datang ke tempat latihan maka oleh Kong Usup Putai ia di tanya apakah ia mau belajar silat. Pak Bambang menjawab mau. Kemudian oleh Kong Usup Putai Pak Bambang disuruh untuk meminta izin dari orang tuanya. Setelah itu mulailah Pak Bambang belajar silat dg Kong Usup putai. Sampai akairnya Pak Bambang menikah dengan putri Kong Usup Putai yang bernama…… . Pak Bambang sendiri telah belajar selama .....tahun sampai Kong Usup Putai meninggal dunia. Tapi sebelum meninggal beliau berpesan kepada Pak Bambang jangan sampai mati obor (punah-red).
3. Jurus dan Aplikasi
Cingkrik goning teridiri dari 12 jurus dan 80 teknik bantingan.
4. Pembelajaran
Ada 4 tahapan dalam lempelajari cingkrik goning. Tahap pertama, murid harus menguasai 12 jurus cingkrik goning. Setelah itu diadakan syukuran/tasyakuran dengan membawa pisau silet, tape singkong, rokok gentong, rokok gudang garam merah, biskuit 7 rupa dan kembang 7 rupa. Pisau silet dimaksudkan agar ilmu yg kita pelajari bisa menjadi tajam setajam silet. Kembang 7 rupa agar ilmu yg kita pelajari dpt membuat nama kita harum seharum 7 bunga tersebut. Sedangkan tape singkong dan rokok gentong ditujukan untuk mengenang kong goning karena dia sangat menyukainya. Dan rokok gudang garam merah merupakan kesukaan Kong Usup Putai.
Tahap kedua, murid mempelajari sambut.............
Tahap ketiga, murid mempelajari 80 bantingan khas cingkrik goning.
Tahap keempat, murid mempelajari jual beli atau teknik sparring.
Untuk mempelajari cingkrik goning harus dg jumlah yg genap. karena latihan dilakukan dengan berpasangan. Latihan cingkrik goning yg diajarkan Bapak Bambang dibuka dengan membaca surat al-fatihah kemudian dilanjutkan dengan senam pemanasan, latihan gerak jurus, latihan tanduk/teknik 80 bantinagan kemudian diakhiri dengan latihan jual beli (latihan sparring). Kepada muridnya yg beragama islam pak bambang berpesan agar jangan sampai meninggal kah sholat 5 waktu agar mendapat berkah dari ALLAH swt.
5. Ciri Khas dan Filosofi
Banyaknya teknik bantingan/kuncian inilah yg merupakan daya tarik tersendiri dari cingkrik goning. Bahkan teknik kunciannya dapat bersaing dengan teknik aikido, jijutsu atau judo. Ciri lainnya, semua tekniknya dilakukan dengan satu hitungan. Jadi kecepatan dan ketepatan merupakan unsur yang penting dari silat ini. Selain itu silat ini lebih bersifat defensif atau menunggu serangan lawan. Begitu lawan mengelurakan serangan seketika kita maju kedepan untuk menangkis dan melumpuhkan serangan lawan, hal ini disebut tubruk. Bisanya serangan cingkrik goning tertuju kearah leher. Em, memebuat saya teringan deng silat harimau hijaiyah dari langkat. Jika tenam-teman ada yang tertarik dengan cingkrik goning dang ingin berlatih dengan Pak Bambang dapat mendatangai alamat dibawah ini. Pak Bambang juga dpt mengajar secara privat.
6. Alamat latihan
Bapak TB Bambang
Jl. Semeru Raya gg. 6 Rt 06/ Rw 09
Kelurahan Grogol, Jakarta Barat
Telp. +6281310223511
Tags: cingkrik goning
http://silatsilat.multiply.com/journal/item/1
1. Kata Pengantar
Cingkrik goning? Cingkrik apalagi nih pikirku? Setahu ku cingkrik memang silat dari daerah betawi. Aku mernang pernah belajar sewaktu kuliah di UI namun tidak tamat he he. Namanya Cingkrik abdul hamid. Sewaktu aku bekerja di transtv pun aku pernah meliput cingkrik di daerah rawa belong. Di daerah ini cingkrik cukup dikenal dan berkembang.
2. Sejarah Cingkrik Goning
Setahu ku cingkrik memang maenannya Bang Pitung. Jagoan dari daerah marunda. Konon orang tuanya orang bugis yg menetap di Batavia. Ada yg bilang dia robin hoodnya betawi, ada juga yg bilang pitung itu perampok. Mana yg benar aku tak tahu pasti. Yg pasti pitung mati di tembak belanda di daerah…... Catatannya bisa dilihat di perpustakaan Leiden, Belanda.
Menurut pak bambang cingkrik terbagi dua. Satu, cingkrik goning yang mengandalkan tenaga fisik . Dua, cingkrik sinan yang mengandalkan tenaga dalam/ ada unsur mistiknya. Cingkrik goning memang disebarkan oleh orang yang bernama Kong Goning. Waktu itu Kong Goning sering pergi berbulan-bulan ke daerah tanjung priuk untuk belajar cingkrik. Namun entah siapa gurunya, tak ada yg tahu. Setelah itu Kong Goning mewariskan ilmunya ke kong usup putai.
Nah Pak Bambang sendiri belajar sejak tahun 1966. Kala itu ia berumur 11tahun. Waktu itu Ia melihat tukang bambo dari daerah rempoa belajar silat dengan Kong Usup Putai. Karena setiap hari Pak Bambang datang ke tempat latihan maka oleh Kong Usup Putai ia di tanya apakah ia mau belajar silat. Pak Bambang menjawab mau. Kemudian oleh Kong Usup Putai Pak Bambang disuruh untuk meminta izin dari orang tuanya. Setelah itu mulailah Pak Bambang belajar silat dg Kong Usup putai. Sampai akairnya Pak Bambang menikah dengan putri Kong Usup Putai yang bernama…… . Pak Bambang sendiri telah belajar selama .....tahun sampai Kong Usup Putai meninggal dunia. Tapi sebelum meninggal beliau berpesan kepada Pak Bambang jangan sampai mati obor (punah-red).
3. Jurus dan Aplikasi
Cingkrik goning teridiri dari 12 jurus dan 80 teknik bantingan.
4. Pembelajaran
Ada 4 tahapan dalam lempelajari cingkrik goning. Tahap pertama, murid harus menguasai 12 jurus cingkrik goning. Setelah itu diadakan syukuran/tasyakuran dengan membawa pisau silet, tape singkong, rokok gentong, rokok gudang garam merah, biskuit 7 rupa dan kembang 7 rupa. Pisau silet dimaksudkan agar ilmu yg kita pelajari bisa menjadi tajam setajam silet. Kembang 7 rupa agar ilmu yg kita pelajari dpt membuat nama kita harum seharum 7 bunga tersebut. Sedangkan tape singkong dan rokok gentong ditujukan untuk mengenang kong goning karena dia sangat menyukainya. Dan rokok gudang garam merah merupakan kesukaan Kong Usup Putai.
Tahap kedua, murid mempelajari sambut.............
Tahap ketiga, murid mempelajari 80 bantingan khas cingkrik goning.
Tahap keempat, murid mempelajari jual beli atau teknik sparring.
Untuk mempelajari cingkrik goning harus dg jumlah yg genap. karena latihan dilakukan dengan berpasangan. Latihan cingkrik goning yg diajarkan Bapak Bambang dibuka dengan membaca surat al-fatihah kemudian dilanjutkan dengan senam pemanasan, latihan gerak jurus, latihan tanduk/teknik 80 bantinagan kemudian diakhiri dengan latihan jual beli (latihan sparring). Kepada muridnya yg beragama islam pak bambang berpesan agar jangan sampai meninggal kah sholat 5 waktu agar mendapat berkah dari ALLAH swt.
5. Ciri Khas dan Filosofi
Banyaknya teknik bantingan/kuncian inilah yg merupakan daya tarik tersendiri dari cingkrik goning. Bahkan teknik kunciannya dapat bersaing dengan teknik aikido, jijutsu atau judo. Ciri lainnya, semua tekniknya dilakukan dengan satu hitungan. Jadi kecepatan dan ketepatan merupakan unsur yang penting dari silat ini. Selain itu silat ini lebih bersifat defensif atau menunggu serangan lawan. Begitu lawan mengelurakan serangan seketika kita maju kedepan untuk menangkis dan melumpuhkan serangan lawan, hal ini disebut tubruk. Bisanya serangan cingkrik goning tertuju kearah leher. Em, memebuat saya teringan deng silat harimau hijaiyah dari langkat. Jika tenam-teman ada yang tertarik dengan cingkrik goning dang ingin berlatih dengan Pak Bambang dapat mendatangai alamat dibawah ini. Pak Bambang juga dpt mengajar secara privat.
6. Alamat latihan
Bapak TB Bambang
Jl. Semeru Raya gg. 6 Rt 06/ Rw 09
Kelurahan Grogol, Jakarta Barat
Telp. +6281310223511
Tags: cingkrik goning
http://silatsilat.multiply.com/journal/item/1
Terima Kasih Pak.....
Seluruh informasi ini saya dapatkan dari guru cingkrik saya, yg kebetulan karena saya, beliau akhirnya minta diceritakan kembali latar belakang cingkrik (warisan Bang Uming) dan cingkrik2x lainnya oleh gurunya. ;D
beberapa informasi tambahan mengenai masing-masing ciri khas cingkrik warisan dari beberapa tokoh legenda.... tak lupa imho & cmiiw..... :
* Konon, Ki Saari ini menderita kelumpuhan yang menyebabkan beliau harus duduk atau tidak bisa berdiri. Sehingga, hal ini secara tidak langsung berperan dalam memberikan ciri khas pada cingkrik warisan Ki Saari yang umumnya bermain atas (serangan yg mengarah pinggang ke atas). (cmiiw)
* Konon, Bang Wahab ini punya "isian" di dalam kedua tangannya, yang menyebabkan tangan menjadi lebih kuat dan "tajam". Sehingga mungkin hal inilah yang secara tidak langsung berpengaruh pada gerakan-gerakan cingkrik Bang Wahab, yang konon jika orang lain melihat gerakan-gerakan jurus cingkrik beliau maka kesan yang timbul adalah kesan gerakan totokan dan/atau sodokan. (cmiiw)
* Kenapa bisa terjadi jurus-jurus cingkrik seseroang berbeda dengan yang lain. Konon hal ini disebabkan, salah satunya adalah karena para pecinta/penghayat cingkrik yang datang untuk belajar cingkrik, sebenarnya telah punya atau mendalami atau bahkan menjadi tokoh gerak silat lainnya (misal: beksi, sabeni, kelabang nyebrang, dll). Sehingga sangat mungkin terjadi, pada saat mewariskan cingkrik-nya ke generasi penerusnya, disadari dan/atau tanpa disadari telah terjadi perpaduan. Hal ini dapat saja tercermin di dasar jurus yang mengalami perubahan/perkembangan dan/atau dalam sambut-nya (fight practice). (cmiiw dan hal ini tdk berlaku utk diri penulis :P).
* Kalau dari cingkrik warisan Bang Uming.... Konon Bang Uming juga melakukan perubahan atau modifikasi, hal ini dapat dilihat dari ciri khas dasar jurusnya yang selalu berputar (seperti orang dikeroyok), start jurus dari titik A maka finis di kisaran titik A (tdk berlaku utk jurus 1 dan 2), hal ini yang menimbulkan julukan 4 penjuru. Dan dalam dasar jurus-nya pun selalu kombinasi serangan atas dan bawah. (cmiiw)
* Bang Hasan Kumis adalah murid dari Bang Uming yang menjadi "legenda". Pertama karena beliau adalah dianggap sebagai "murid berprestasi". Beliau juga mengajar cingkrik hingga keluar daerah bahkan jauh dari rawa belong, bahkan sempat mengajar artis2x laga (konon termasuk Pak Diky Zulkarnaen). Beliau juga membuka perguruan cingkrik "Tumbal Pitung", dimana pada masa itu cingkrik biasanya di ajarkan dalam bentuk "privat" dan tidak dalam pakem "organisasi". Konon beliau juga yang memodifikasi sambut, sehingga kemudian muncul "sambut 7 muke". Sambut 7 muka adalah sambut yang masih dipetakan atau istilah sehari-hari adalah masih "di-eja", terdiri dari 7 set. Dugaan penulis adalah, mungkin, dulu-nya dari dasar jurus langsung ke sambut gulung atau mungkin sambut abis (sambut dengan gerakan cepat atau sangat cepat seolah-olah real fight). (cmiiw)
* Diantara pewaris-pewaris cingkrik Bang Uming juga sebenarnya bisa terjadi perbedaan di gerak jurus-jurus-nya, namun inti dari 4 penjuru dan atas-bawah-nya biasa masih dapat terlihat. (cmiiw)
* Untuk cingkrik warisan Ki Goning, aku masih belum dapat informasi-nya yang lengkap. Kalau yang sejauh penglihatanku adalah: posisi pasang pukul (kuda2x awalnya) sedikit berbeda dengan pasang pukul yg di ajarkan kpd ku. Pernah dikasih lihat jurus 1 cingkrik Ki Goning, gerakannya lebih panjang dari jurus 1 yg ku dapet, dan jurus 1 ku jauh lebih sederhana gerakannya relatif jika dibandingkan dengan jurus 1 cingkrik Ki Goning. (cmiiw dan mohon pencerahannya kpd para sesepuh)
* Untuk cingkrik warisan Ki Sinan, ini yang aku belum tahu sama sekali. Mungkin Pak cingkrik bisa bantu aku utk share sekelumit ciri khas-nya di forum ini. :) ^:)^
mengenal budaya bangsa adalah sebagian dari iman.... hueheheheheee.... [pant] .... kalau bukan kita sendiri yang menjadi pewaris budaya sendiri lalu siapa lagi? masak harus orang-orang bule.... :'(
Seluruh informasi ini saya dapatkan dari guru cingkrik saya, yg kebetulan karena saya, beliau akhirnya minta diceritakan kembali latar belakang cingkrik (warisan Bang Uming) dan cingkrik2x lainnya oleh gurunya. ;D
beberapa informasi tambahan mengenai masing-masing ciri khas cingkrik warisan dari beberapa tokoh legenda.... tak lupa imho & cmiiw..... :
* Konon, Ki Saari ini menderita kelumpuhan yang menyebabkan beliau harus duduk atau tidak bisa berdiri. Sehingga, hal ini secara tidak langsung berperan dalam memberikan ciri khas pada cingkrik warisan Ki Saari yang umumnya bermain atas (serangan yg mengarah pinggang ke atas). (cmiiw)
* Konon, Bang Wahab ini punya "isian" di dalam kedua tangannya, yang menyebabkan tangan menjadi lebih kuat dan "tajam". Sehingga mungkin hal inilah yang secara tidak langsung berpengaruh pada gerakan-gerakan cingkrik Bang Wahab, yang konon jika orang lain melihat gerakan-gerakan jurus cingkrik beliau maka kesan yang timbul adalah kesan gerakan totokan dan/atau sodokan. (cmiiw)
* Kenapa bisa terjadi jurus-jurus cingkrik seseroang berbeda dengan yang lain. Konon hal ini disebabkan, salah satunya adalah karena para pecinta/penghayat cingkrik yang datang untuk belajar cingkrik, sebenarnya telah punya atau mendalami atau bahkan menjadi tokoh gerak silat lainnya (misal: beksi, sabeni, kelabang nyebrang, dll). Sehingga sangat mungkin terjadi, pada saat mewariskan cingkrik-nya ke generasi penerusnya, disadari dan/atau tanpa disadari telah terjadi perpaduan. Hal ini dapat saja tercermin di dasar jurus yang mengalami perubahan/perkembangan dan/atau dalam sambut-nya (fight practice). (cmiiw dan hal ini tdk berlaku utk diri penulis :P).
* Kalau dari cingkrik warisan Bang Uming.... Konon Bang Uming juga melakukan perubahan atau modifikasi, hal ini dapat dilihat dari ciri khas dasar jurusnya yang selalu berputar (seperti orang dikeroyok), start jurus dari titik A maka finis di kisaran titik A (tdk berlaku utk jurus 1 dan 2), hal ini yang menimbulkan julukan 4 penjuru. Dan dalam dasar jurus-nya pun selalu kombinasi serangan atas dan bawah. (cmiiw)
* Bang Hasan Kumis adalah murid dari Bang Uming yang menjadi "legenda". Pertama karena beliau adalah dianggap sebagai "murid berprestasi". Beliau juga mengajar cingkrik hingga keluar daerah bahkan jauh dari rawa belong, bahkan sempat mengajar artis2x laga (konon termasuk Pak Diky Zulkarnaen). Beliau juga membuka perguruan cingkrik "Tumbal Pitung", dimana pada masa itu cingkrik biasanya di ajarkan dalam bentuk "privat" dan tidak dalam pakem "organisasi". Konon beliau juga yang memodifikasi sambut, sehingga kemudian muncul "sambut 7 muke". Sambut 7 muka adalah sambut yang masih dipetakan atau istilah sehari-hari adalah masih "di-eja", terdiri dari 7 set. Dugaan penulis adalah, mungkin, dulu-nya dari dasar jurus langsung ke sambut gulung atau mungkin sambut abis (sambut dengan gerakan cepat atau sangat cepat seolah-olah real fight). (cmiiw)
* Diantara pewaris-pewaris cingkrik Bang Uming juga sebenarnya bisa terjadi perbedaan di gerak jurus-jurus-nya, namun inti dari 4 penjuru dan atas-bawah-nya biasa masih dapat terlihat. (cmiiw)
* Untuk cingkrik warisan Ki Goning, aku masih belum dapat informasi-nya yang lengkap. Kalau yang sejauh penglihatanku adalah: posisi pasang pukul (kuda2x awalnya) sedikit berbeda dengan pasang pukul yg di ajarkan kpd ku. Pernah dikasih lihat jurus 1 cingkrik Ki Goning, gerakannya lebih panjang dari jurus 1 yg ku dapet, dan jurus 1 ku jauh lebih sederhana gerakannya relatif jika dibandingkan dengan jurus 1 cingkrik Ki Goning. (cmiiw dan mohon pencerahannya kpd para sesepuh)
* Untuk cingkrik warisan Ki Sinan, ini yang aku belum tahu sama sekali. Mungkin Pak cingkrik bisa bantu aku utk share sekelumit ciri khas-nya di forum ini. :) ^:)^
mengenal budaya bangsa adalah sebagian dari iman.... hueheheheheee.... [pant] .... kalau bukan kita sendiri yang menjadi pewaris budaya sendiri lalu siapa lagi? masak harus orang-orang bule.... :'(
Sekelumit Cerita
Alkisah tersebutlah seseorang bernama Ki Maing yang sedang menggali ilmu pengetahuan di daerah kulon (daerah banten). Karena merasa kurang puas atas apa yang telah dan yang sedang dipelajarinya, akhirnya dia memutuskan untuk kembali dulu ke rumahnya.
Semacam mengambil cuti kuliah gitu lah. ;D....
Di tengah-tengah kegundahannya saat di rumah, secara tak sengaja ia memperhatikan gerak-gerik seekor monyet. Monyet ini tak lain adalah monyet peliharaan dari tetangganya yang bernama Nyi Saereh (nama tetangganya, bukan nama monyetnya :p). Makin lama dia semakin tertarik dengan keunikan gerak-gerik monyet tersebut, sehingga dengan dipenuhi oleh rasa ingin tahu yang besar Ki Maing mendekati monyet peliharaan tetangganya itu, dan "bermain-main" dengan monyet itu.
Saat bermain-main dengan monyet itu, Ki Maing makin memperhatikan gerak-gerik natural yang menjadi ciri khas dari seekor monyet. Bagaimana ketika dia mencoba menyodok monyet tersebut dengan sebatang tongkat, diperhatikannya bagaimana cara monyet itu menghindari sodokan sekaligus mencoba merebut tongkat Ki Maing, secara simulatan. Ketika suatu saat tongkat itu berhasil direbut oleh sang monyet, diperhatikannya gerak-gerik sang monyet ketika mencoba menghindari tangan Ki Maing yang mencoba merebut kembali tongkat tsb dan disaat yang bersamaan juga melakukan serangan dengan menggunakan tangan atau kaki yang lain.
Menyerang sekaligus Bertahan, Bertahan sekaligus Menyerang, Bertahan adalah Menyerang, Menyerang adalah Pertahanan, lebih kurangnya inilah intisari filosofi gerak-gerik sang monyet yang akhirnya didapat oleh Ki Maing, hingga terciptalah jurus-jurus cingkrik.
Hingga tak lama setelah menemukan jurus-jurus cingkrik ini, Ki Maing memutuskan untuk kembali ke padepokan tempat dia menimba ilmu di kulon. Sesampainya dia di padepokan, dia ajak teman-teman sepadepokannya untuk mencoba/menjajal jurus-jurus baru Ki Maing ini. Hasilnya adalah seluruh teman-teman, adik-adik, bahkan hingga kakak-kakak sepadepokannya jatuh bangun oleh jurus-jurus Ki Maing ini. Bahkan sampai pada akhirnya, sang guru besar padepokan pun menjadi penasaran dan ingin ikut mencoba dan menjajal Ki Maing. Hasilnya, lagi-lagi sungguh diluar dugaan, sang guru pun jatuh bangun oleh jurus-jurus Ki Maing. Sehingga menjadi gemparlah seluruh isi padepokan ini karena ternyata tak ada satu orangpun di padepokan ini yang mampu membuat jatuh atau mengalahkan Ki Maing dan jurus-jurus barunya ini.
Asal Kata Cingkrik
Darimanakah kata cingkrik berasal? Kata cingkrik muncul dari frase "jingkrak-jingkrik" atau bila dalam bahasa betawi adalah "cingkrak-cingkrik" yang berarti "lincah". Hal ini merujuk pada tingkah laku dan gerak-gerik natural dari binatang monyet yang memang terkenal akan "kelincahannya". Kemudian seiring dengan perjalanan waktu frase tersebut terkenal dengan sebutan "Cingkrik" saja.
Keunikan Dari Cingkrik
Jika penulis boleh mengungkapkan sebagian kecil pendapat pribadi, maka paling tidak ada 3 kesimpulan umum dari silat betawi cingkrik ini, yakni:
* Filosofi menyerang adalah bertahan dan bertahan dengan menyerangnya yang tercermin dalam 12 jurus cingkrik. Tangan yang satu bertahan, tangan yang lain simultan atau sekuensial langsung melakukan penyerangan. Kaki yang satu bertahan, kaki yang lain digunakan untuk menyerang.
* Perkembangannya yang unik seiring dengan waktu. Guru saya (penulis) pernah berkata: "Jangankan beda daerah/wilayah, beda gang saja cingkrik yang dipegang/dipelajari bisa berbeda." Sehingga bisa jadi antara cingkrik daerah A berbeda dengan daerah B, itupun cenderung lebih disebabkan karena variasi kembangan (perkembangan jurus) dan/atau kelebihan atau kekurangan dari individu masing-masing. Misal ada yang jurus 1-nya terlihat bagus sekali, tapi jurus 2-nya biasa sekali, lebih kurangnya seperti itu. Namun biasanya tetap ada beberapa keunikan gerak atau filosofi tersendiri. Misal: Bang Wahab terkenal dengan cingkrik-nya yang selalu main atas dan jika orang lain yang melihat maka gerakannya terlihat cenderung seperti gerakan totokan, Bang Uming terkenal dengan cingkrik atas-bawah dan 4 penjurunya, pun demikian dengan cingkrik Ki Goning dan Ki Sinan yang juga melegenda.
* Biasanya semuanya akan "sepakat" menyebut bahwa cingkrik identik dengan Rawa Belong, terlepas dari dinamika yang terjadi mengenai masalah "keaslian", hal ini secara pendapat penulis pribadi merujuk pada poin 2 di atas. Hal ini adalah karena memang cingkrik tercipta - tumbuh - berkembang - dan berpusat di Rawa Belong. Jika menurut informasi yang didapat oleh penulis, Ki Maing sendiri adalah orang/warga/penduduk yang tinggal di Rawa Belong.
Diagram Silsilah Cingkrik
Dari informasi yang penulis berhasil dapatkan, berikut adalah gambar diagram silsilah silat cingkrik:
atau silahkan klik:
http://i126.photobucket.com/albums/p96/office_boy/sc.jpg
Nama-nama tersebut di atas adalah nama-nama yang memang menonjol dan/atau terkenal dimasanya, atau paling tidak adalah nama yang paling dekat dan/atau dikenal oleh narasumber penulis. Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ternyata ada nama-nama yang khilaf belum penulis sebut.
~~%%**$$~~
Narasumber: guru dari guru cingkrik penulis.
==============
"Kurikulum" Cingkrik yang penulis pelajari adalah:
I. Dasar Jurus:
1. Keset Bacok
2. Keset Gedor
3. Cingkrik
4. Langkah 3
5. Langkah 4
6. Buka 1
7. Saup
8. Macan
9. Tik Tuk
10. Singa
11. Lok Be
12. Longok
"Bonus" ==> Gombang (biasa diatraksikan di panggung, yang merupakan gerak silat gabungan dari jurus 1 s/d jurus 12)
II. Sambut 7 Muka
III. Sambut Gulung
IV. Sambut Detik / Sambut Abis
"Bonus" ====> Palang Pintu (sambut untuk atraksi)
==============
* penulis hanyalah seorang office boy atau pekerja biasa yang tertarik untuk belajar cingkrik terlebih karena tertarik dengan budaya betawi khususnya budaya seni beladiri silat. Dan penulis pun masih dasar dalam mempelajari cingkrik ini. Mohon maaf sebesar-besarnya dan imho & cmiiw. :)
ob
Alkisah tersebutlah seseorang bernama Ki Maing yang sedang menggali ilmu pengetahuan di daerah kulon (daerah banten). Karena merasa kurang puas atas apa yang telah dan yang sedang dipelajarinya, akhirnya dia memutuskan untuk kembali dulu ke rumahnya.
Semacam mengambil cuti kuliah gitu lah. ;D....
Di tengah-tengah kegundahannya saat di rumah, secara tak sengaja ia memperhatikan gerak-gerik seekor monyet. Monyet ini tak lain adalah monyet peliharaan dari tetangganya yang bernama Nyi Saereh (nama tetangganya, bukan nama monyetnya :p). Makin lama dia semakin tertarik dengan keunikan gerak-gerik monyet tersebut, sehingga dengan dipenuhi oleh rasa ingin tahu yang besar Ki Maing mendekati monyet peliharaan tetangganya itu, dan "bermain-main" dengan monyet itu.
Saat bermain-main dengan monyet itu, Ki Maing makin memperhatikan gerak-gerik natural yang menjadi ciri khas dari seekor monyet. Bagaimana ketika dia mencoba menyodok monyet tersebut dengan sebatang tongkat, diperhatikannya bagaimana cara monyet itu menghindari sodokan sekaligus mencoba merebut tongkat Ki Maing, secara simulatan. Ketika suatu saat tongkat itu berhasil direbut oleh sang monyet, diperhatikannya gerak-gerik sang monyet ketika mencoba menghindari tangan Ki Maing yang mencoba merebut kembali tongkat tsb dan disaat yang bersamaan juga melakukan serangan dengan menggunakan tangan atau kaki yang lain.
Menyerang sekaligus Bertahan, Bertahan sekaligus Menyerang, Bertahan adalah Menyerang, Menyerang adalah Pertahanan, lebih kurangnya inilah intisari filosofi gerak-gerik sang monyet yang akhirnya didapat oleh Ki Maing, hingga terciptalah jurus-jurus cingkrik.
Hingga tak lama setelah menemukan jurus-jurus cingkrik ini, Ki Maing memutuskan untuk kembali ke padepokan tempat dia menimba ilmu di kulon. Sesampainya dia di padepokan, dia ajak teman-teman sepadepokannya untuk mencoba/menjajal jurus-jurus baru Ki Maing ini. Hasilnya adalah seluruh teman-teman, adik-adik, bahkan hingga kakak-kakak sepadepokannya jatuh bangun oleh jurus-jurus Ki Maing ini. Bahkan sampai pada akhirnya, sang guru besar padepokan pun menjadi penasaran dan ingin ikut mencoba dan menjajal Ki Maing. Hasilnya, lagi-lagi sungguh diluar dugaan, sang guru pun jatuh bangun oleh jurus-jurus Ki Maing. Sehingga menjadi gemparlah seluruh isi padepokan ini karena ternyata tak ada satu orangpun di padepokan ini yang mampu membuat jatuh atau mengalahkan Ki Maing dan jurus-jurus barunya ini.
Asal Kata Cingkrik
Darimanakah kata cingkrik berasal? Kata cingkrik muncul dari frase "jingkrak-jingkrik" atau bila dalam bahasa betawi adalah "cingkrak-cingkrik" yang berarti "lincah". Hal ini merujuk pada tingkah laku dan gerak-gerik natural dari binatang monyet yang memang terkenal akan "kelincahannya". Kemudian seiring dengan perjalanan waktu frase tersebut terkenal dengan sebutan "Cingkrik" saja.
Keunikan Dari Cingkrik
Jika penulis boleh mengungkapkan sebagian kecil pendapat pribadi, maka paling tidak ada 3 kesimpulan umum dari silat betawi cingkrik ini, yakni:
* Filosofi menyerang adalah bertahan dan bertahan dengan menyerangnya yang tercermin dalam 12 jurus cingkrik. Tangan yang satu bertahan, tangan yang lain simultan atau sekuensial langsung melakukan penyerangan. Kaki yang satu bertahan, kaki yang lain digunakan untuk menyerang.
* Perkembangannya yang unik seiring dengan waktu. Guru saya (penulis) pernah berkata: "Jangankan beda daerah/wilayah, beda gang saja cingkrik yang dipegang/dipelajari bisa berbeda." Sehingga bisa jadi antara cingkrik daerah A berbeda dengan daerah B, itupun cenderung lebih disebabkan karena variasi kembangan (perkembangan jurus) dan/atau kelebihan atau kekurangan dari individu masing-masing. Misal ada yang jurus 1-nya terlihat bagus sekali, tapi jurus 2-nya biasa sekali, lebih kurangnya seperti itu. Namun biasanya tetap ada beberapa keunikan gerak atau filosofi tersendiri. Misal: Bang Wahab terkenal dengan cingkrik-nya yang selalu main atas dan jika orang lain yang melihat maka gerakannya terlihat cenderung seperti gerakan totokan, Bang Uming terkenal dengan cingkrik atas-bawah dan 4 penjurunya, pun demikian dengan cingkrik Ki Goning dan Ki Sinan yang juga melegenda.
* Biasanya semuanya akan "sepakat" menyebut bahwa cingkrik identik dengan Rawa Belong, terlepas dari dinamika yang terjadi mengenai masalah "keaslian", hal ini secara pendapat penulis pribadi merujuk pada poin 2 di atas. Hal ini adalah karena memang cingkrik tercipta - tumbuh - berkembang - dan berpusat di Rawa Belong. Jika menurut informasi yang didapat oleh penulis, Ki Maing sendiri adalah orang/warga/penduduk yang tinggal di Rawa Belong.
Diagram Silsilah Cingkrik
Dari informasi yang penulis berhasil dapatkan, berikut adalah gambar diagram silsilah silat cingkrik:
atau silahkan klik:
http://i126.photobucket.com/albums/p96/office_boy/sc.jpg
Nama-nama tersebut di atas adalah nama-nama yang memang menonjol dan/atau terkenal dimasanya, atau paling tidak adalah nama yang paling dekat dan/atau dikenal oleh narasumber penulis. Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ternyata ada nama-nama yang khilaf belum penulis sebut.
~~%%**$$~~
Narasumber: guru dari guru cingkrik penulis.
==============
"Kurikulum" Cingkrik yang penulis pelajari adalah:
I. Dasar Jurus:
1. Keset Bacok
2. Keset Gedor
3. Cingkrik
4. Langkah 3
5. Langkah 4
6. Buka 1
7. Saup
8. Macan
9. Tik Tuk
10. Singa
11. Lok Be
12. Longok
"Bonus" ==> Gombang (biasa diatraksikan di panggung, yang merupakan gerak silat gabungan dari jurus 1 s/d jurus 12)
II. Sambut 7 Muka
III. Sambut Gulung
IV. Sambut Detik / Sambut Abis
"Bonus" ====> Palang Pintu (sambut untuk atraksi)
==============
* penulis hanyalah seorang office boy atau pekerja biasa yang tertarik untuk belajar cingkrik terlebih karena tertarik dengan budaya betawi khususnya budaya seni beladiri silat. Dan penulis pun masih dasar dalam mempelajari cingkrik ini. Mohon maaf sebesar-besarnya dan imho & cmiiw. :)
ob
Gobrek:
Kronologis :
Pd abad 15 diwilayah Banten berdiri sebuah kerajaan Islam yg dipimpin oleh Syekh Maulana Yusuf sebagai raja, beliau mempunyai putra yg bernama raden Sanca Manggala, syekh Maulana Yusuf memerintahkan Raden Sanca Manggala utk pergi mengembara utk melakukan siar agama yg didampingi oleh Syekh Hasan Ali sbg penasehat spiritual, dlm perjalanan pengembaraan di daerah Menes di Gn Kencana wil. Banten Selatan Raden Sanca Manggala sering diganggu oleh kehadiran monyet, dam kehadiran dan kepergian monyet tsb sulit diketahui dan krn monyet tsb selalu menggangu maka Raden sanca Manggala berusaha utk mengusir ataupun menangkap monyet tsb, usahanya pun berlangsung selama 3 hari dan baru pd hari ke-4 beliau mampu menangkap monyet tsb,selanjutnya monyet tsb di ikat di pohon dan di sabet dgn ranting kayu, dipukul dan di tendang, ketika beliau memukul monyet tsb maka monyet tsb mengeluarkan jurus, dan jurus tsb dipelajari oleh Raden Sanca Manggala hinnga hari ke-9 dan pd hari ke-9 monyet tsb hilang secara misterius,ketika monyet tsb hilang maka datanglah seorang berjubah putih yg mengenalkan diri Eyang Raksa yg selanjutnya dikenal sbg Perawat Silat Cingkrik,lalu Eyang Raksa memberi pesan agar jurus silat cingkrik dirawat dan dikembangkan bersamaan dgn siar agama Islam,pengembaraan pun berlanjut ke selatan smp Sukabumi & cianjur, ke timur smp ke bekasi, ke utara smp ke Betawi dan ke barat daerah banten...
setelah kejadian tsb ada kejadian yg hampir serupa terjadi pada diri seorang perempuan yg teraniaya oleh suaminya yg seorang pendekar..pd waktu perempuan tsb mencari kayu bakar di hutan,perempuan tsb didatangi oleh 2 ekor monyet yg sedang bertarung,monyet tsb memperagakan jurus2nya krn pertarungan tsb dangat menarik perhatian perempuan tsb, tdk terasa ternyata hari sudah maghrib,krn merasa blm menyiapkan makan dan minum utk suaminya maka perempuan tsb tergesa gesa utk pulang dengan perasaan takut akan dianiaya oleh suaminya, ketika sampai dirumah ternyata suaminya sdh menunggu dengan rasa marah, lalu perempuan tsb dianiaya oleh suaminya, ketika dalam keadaan kritis perempuan tsb teringat oleh jurus2 monyet tsb,lalu jurus2 tsb di gunakan utk mengatasi serangan suaminya dan pertarunganpun berakhir dengan keberhasilan perempuan tsb..yg pada akhirnya sang suami pun belajar jurus2 tersebut dengan sang istri, dengan syarat sang suami harus merubah sifat dn sikapnya...
Selanjutnya pada Abad 18, H.Naipin dan salah satu muridnya yg bernama Pitung mengembangkan dan menggunakan silat cingkrik utk melawan penjajah Belanda di daerah betawi...
Pada abad 19, K.Sinan, K.Sakam, dan K.Saleh mengembangkan di daerah Rawa Belong, Kebon Jeruk dan th 1942 mengembangkan didaerah kebon Sirih, Jakarta...
Pada th 1960 K.Sakam pulang kampung ke daerah serengseng, Pondok Cina, depok dan mengembangkan didaerah tsb..
Pada th 1960 H. Napsin yg seorang polisi ditugaskan didaerah kebon jeruk, lalu diperintahkan oleh K. Sakam utk menemui H. Sinan di Rawa belong, Kebon Jeruk utk belajar silat cingkrik...
Pada th 1970 H. Napsin bergabung kembali dgn K. Sakam utk mengembangkan di daerah Depok dan pada th 1975 K.Sakam dan H.Napsin mewariskan silat cingkrik kepada Bang Popon yg merupakan cucu dr K.Sakam...dan Bang Popon mengembangkan silat cingkrik sampai sekarang...
Pd abad 15 diwilayah Banten berdiri sebuah kerajaan Islam yg dipimpin oleh Syekh Maulana Yusuf sebagai raja, beliau mempunyai putra yg bernama raden Sanca Manggala, syekh Maulana Yusuf memerintahkan Raden Sanca Manggala utk pergi mengembara utk melakukan siar agama yg didampingi oleh Syekh Hasan Ali sbg penasehat spiritual, dlm perjalanan pengembaraan di daerah Menes di Gn Kencana wil. Banten Selatan Raden Sanca Manggala sering diganggu oleh kehadiran monyet, dam kehadiran dan kepergian monyet tsb sulit diketahui dan krn monyet tsb selalu menggangu maka Raden sanca Manggala berusaha utk mengusir ataupun menangkap monyet tsb, usahanya pun berlangsung selama 3 hari dan baru pd hari ke-4 beliau mampu menangkap monyet tsb,selanjutnya monyet tsb di ikat di pohon dan di sabet dgn ranting kayu, dipukul dan di tendang, ketika beliau memukul monyet tsb maka monyet tsb mengeluarkan jurus, dan jurus tsb dipelajari oleh Raden Sanca Manggala hinnga hari ke-9 dan pd hari ke-9 monyet tsb hilang secara misterius,ketika monyet tsb hilang maka datanglah seorang berjubah putih yg mengenalkan diri Eyang Raksa yg selanjutnya dikenal sbg Perawat Silat Cingkrik,lalu Eyang Raksa memberi pesan agar jurus silat cingkrik dirawat dan dikembangkan bersamaan dgn siar agama Islam,pengembaraan pun berlanjut ke selatan smp Sukabumi & cianjur, ke timur smp ke bekasi, ke utara smp ke Betawi dan ke barat daerah banten...
setelah kejadian tsb ada kejadian yg hampir serupa terjadi pada diri seorang perempuan yg teraniaya oleh suaminya yg seorang pendekar..pd waktu perempuan tsb mencari kayu bakar di hutan,perempuan tsb didatangi oleh 2 ekor monyet yg sedang bertarung,monyet tsb memperagakan jurus2nya krn pertarungan tsb dangat menarik perhatian perempuan tsb, tdk terasa ternyata hari sudah maghrib,krn merasa blm menyiapkan makan dan minum utk suaminya maka perempuan tsb tergesa gesa utk pulang dengan perasaan takut akan dianiaya oleh suaminya, ketika sampai dirumah ternyata suaminya sdh menunggu dengan rasa marah, lalu perempuan tsb dianiaya oleh suaminya, ketika dalam keadaan kritis perempuan tsb teringat oleh jurus2 monyet tsb,lalu jurus2 tsb di gunakan utk mengatasi serangan suaminya dan pertarunganpun berakhir dengan keberhasilan perempuan tsb..yg pada akhirnya sang suami pun belajar jurus2 tersebut dengan sang istri, dengan syarat sang suami harus merubah sifat dn sikapnya...
Selanjutnya pada Abad 18, H.Naipin dan salah satu muridnya yg bernama Pitung mengembangkan dan menggunakan silat cingkrik utk melawan penjajah Belanda di daerah betawi...
Pada abad 19, K.Sinan, K.Sakam, dan K.Saleh mengembangkan di daerah Rawa Belong, Kebon Jeruk dan th 1942 mengembangkan didaerah kebon Sirih, Jakarta...
Pada th 1960 K.Sakam pulang kampung ke daerah serengseng, Pondok Cina, depok dan mengembangkan didaerah tsb..
Pada th 1960 H. Napsin yg seorang polisi ditugaskan didaerah kebon jeruk, lalu diperintahkan oleh K. Sakam utk menemui H. Sinan di Rawa belong, Kebon Jeruk utk belajar silat cingkrik...
Pada th 1970 H. Napsin bergabung kembali dgn K. Sakam utk mengembangkan di daerah Depok dan pada th 1975 K.Sakam dan H.Napsin mewariskan silat cingkrik kepada Bang Popon yg merupakan cucu dr K.Sakam...dan Bang Popon mengembangkan silat cingkrik sampai sekarang...
Gobrek:
"Perguruan Silat Betawi Cingkrik Rawa Belong, Beji-Depok "
Nama Cingkrik..."Cing" adalah suara dr jurus2 monyet ketika monyet tsb sedang bertarung dan "Krik" adalah suara ketika monyet tsb menggaruk garuk badannya..
Cingkrik mempunyai 5 langkah dengan 12 jurus dan jurus penutup yaitu 5 pancer, diantaranya :
1. Langkah 1 (Cingkrik)
2. Langkah 2 (Sliwa)
3. Jalan Saup
4. Jalan Singa Beset
5. Jalan Singa Deprok
6. Langkah 3
7. Langkah 4
8. Jalan muka 1
9. Langkah 5
10. Jalan Longok
11. Jalan Lukbe
12. Jalan Iringan dan jurus penutup 5 pancer
[top]
Nama Cingkrik..."Cing" adalah suara dr jurus2 monyet ketika monyet tsb sedang bertarung dan "Krik" adalah suara ketika monyet tsb menggaruk garuk badannya..Nama Cingkrik..."Cing" adalah suara dr jurus2 monyet ketika monyet tsb sedang bertarung dan "Krik" adalah suara ketika monyet tsb menggaruk garuk badannya..
Cingkrik mempunyai 5 langkah dengan 12 jurus dan jurus penutup yaitu 5 pancer, diantaranya :
1. Langkah 1 (Cingkrik)
2. Langkah 2 (Sliwa)
3. Jalan Saup
4. Jalan Singa Beset
5. Jalan Singa Deprok
6. Langkah 3
7. Langkah 4
8. Jalan muka 1
9. Langkah 5
10. Jalan Longok
11. Jalan Lukbe
12. Jalan Iringan dan jurus penutup 5 pancer
[top]
semua aye ambil dari beberapa thread di sahabat silat ,untuk selanjutnya nanti aye posting lagi ye.
wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar